“Ceret Ajaib”
Di Desa Pucung ada seorang kakek
pemulung yang sudah ditinggal mati oleh istrinya. Dia hidup dengan 3 anaknya
yang cacat. Anak pertama namanya Wiji. Dia terkena penyakit dibagian wajah. Anak
kedua namanya Reni. Kakinya tidak bisa berjalan. Anak ketiga namanya Nita.
Disekujur tubuhnya menimbulkan bau yang tidak sedap. Akhirnya semua warga kampung
menghina keluarga mereka.
Suatu hari, kakek Tarno memulung di
TPA. Tiba-tiba dia menemukan ceret berwarna emas. Kemudiian ceret itu ia bawa
pulang. Setibanya di rumah, kakek tidak sengaja menggosok benda itu. Tiba-tiba
keluarlah wanita cantik yang menyerupai jin. Kakek Tarno terkejut dan wanita
itu berkata “terima kasih tuan, anda telah membebaskan aku dari ceret ini
selama ribuan tahun. Sekali lagi terima kasih tuan.”. “siapa kamu?” tanya
kakek. “tenang tuan tenang, jangan takut padaku. Aku ini sebenarnya putri yang
disihir oleh ibu tiriku.” jawab wanita itu dengan sedih. Dalam keadaan masih
shock kakek bertanya “lalu kamu mau tinggal dimana?” “sekarang aku hanya tinggal
di ceret ini dan bisakah kakek menjaga ceret ini?”seru si wanita. Kakek terdiam
lalu menjawab “baiklah.”, “terima kasih tuan. Sebagai gantinya aku akan
mengabulkan 3 permintaan tuan.” Katanya dengan riang. Kakek pun berkata “aku
minta sembuhkanlah penyakit anak-anakku!” “baiklah tuan” jawab si wanita
Saat pagi
tiba, ketiga anak kakek Tarno terbangun dan mereka kaget karena tidak cacat
lagi. Mereka sangat bahagia. Akan tetapi, mereka ingin tahu apa penyebab semua
ini. Akhirnya Wiji dan Reni menyelidikinya sampai mereka tahu bahwa penyebabnya
adalah ceret emas milik ayahnya. Tidak sengaja Wiji menggosok ceret itu dan
munculah wanita jin. “ada apa tuan? kenapa memanggilku aku sedang mengantuk” tanya
si wanita. “woy tante jin’ seru Wiji. “eh ternyata anak-anak tuan yang cantik
ada apa sayang?” kata si wanita. “ begini, tante jin pasti bisa ngabulin semua
permintaan kami kan? Nah kami minta perhiasan dan uang sekarang oke!” kata
Wiji. “tentu saja bisa” lalu munculah perhiasan dan sejumlah uang. “terima
kasih tante jin” seru Reni dan Wiji. Kemudian mereka berjalan-jalan di kampung
sambil memamerkan perhiasannya. “hay kalian semua, lihat ini perhiasan kita
mahal-mahal tau. Jadi sekarang kalian tidak bisa lagi menghina kita” kata Reni
sambil berlalu melewati sekumpulan ibu-ibu. “sombong sekali mereka baru saja
punya perhiasan bagaimana kalu mereka punya istana” seru salah satu ibu-ibu.
Setibanya di
rumah mereka menggosok ceret ajaib itu lagi. “tante jin keluarlah!” lalu
keluarnya dia. “ada apa sayang?” tanya si wanita “kami minta rumah kami diubah
seperti istana sekarang juga!” kata Wiji. “baiklah akan kurubah sekarang”.
Tiba-tiba rumah mereka yang awalnya kardus menjadi seperti istana.
Kakek Tarno yang baru pulang dari
memulung sangat kaget karena didapatinya rumah seperti istana. “ini rumah
siapa? Bukankah disini alamat rumahku ?” seru kakek. Lalu kakek pun masuk ke
rumah itu da dia melihat ketiga anaknya. “selamat datang bapak di rumah baru
kita” kata Nita bahagia. “kok bisa begini?” Tanya kakek. “bukan urusan bapak
yang penting kita sudah kaya raya dan bapak tidak perlu memulung lagi” kata
Wiji. Kakek Tarno terdiam sejenak sambil bertanya dalam hati (pasti anak-anakku
telah mengetahui keberadaan ceret itu). “Wiji memulung adalah satu-satunya pekerjaaan
bapak jadi bapak tidak mau meninggalkannya” jawab kakek. “kalau bapak tidak mau,
sekarang juga bapak angkat kaki dari sini bikin malu saja” kata Reni. Kakek Tarno
sangat sedih mendengar perkataan Reni. Lalu kakek Tarno diantarkan ke kamarnya
oleh Nita dan dia bersiap diri pergi dari rumah. Tidak lupa juga kakek Tarno
membawa ceret emas itu. Akhirnya kakek Tarno pergi dan diikuti oleh anaknya
Nita.
Di bawah sebuah pohon yang rindang,
kakek Tarno dan Nita beristirahat sejenak. Saat itu kek Tarno mengambil ceret
ajaib dan menggosoknya. “hai wanita jin, tolonglah aku supaya anak-anakku sadar
dari kesombongan ini!” perintah si Kakek. “baik tuan segera ku lakukan.”.
Setelah itu Wiji dan Reni pun sadar lalu mencari ayah dan adiknya. Akhirnya
mereka bertemu dan dibawalah kakek dan Nita kembali ke rumah. Kemudian mereka
hidup bahagia selamanya. Namun saat itu, wanita jin sudah tidak bersama mereka
lagi. Kakek Tarno telah menghanyutkan ceret itu ke sungai supaya ditemukan oleh
orang yang lebih membutuhkan.