Rabu, 18 November 2015

CERITA ISLAM

              KI AGENG SELO (SANG PENAKLUK PETIR)


Ki Ageng Selo diwaktu mudanya bernama Bagus Songgom. Beliau seorang pemuda yang sombong karena merasa masih keturunan seorang yang berwibawa. Namun setelah melewati berbagai pengalaman hidup yang pahit, beliau sadar akan keterbatasannya sebagai hamba tuhan. Sehingga beliau bertaubat kepada Allah swt. dan mengutamakan bertapa.
Ki Ageng Selo adalah seorang petani yang sangat disiplin. Beliau mempunyai sawah sendiri yang diberi nama ‘SABANLAH’ karena dalam menggarap sawah selalu membaca tasbih. Suatu hari saat gerimis, beliau berangkat ke sawah. Lalu tibalah seorang kakek berjalan menuju kearah kilat yang menyambar-nyambar. Bagus songgom kaget melihat kakek itu. Tiba-tiba kakek itu berubah menjadi naga dan berkali-kali menjadi makhluk yang mengerikan. Bagus songgom merasa terganggu dan akhirnya marah. Kemudian terjadilah perkelahian. Hingga akhirnya dikalahkannya makhluk itu dan diikatnya di pohon Gandri. Anehnya muncul cahaya terang yang dibarengi dengan berubah wujud menjadi kakek tua lagi. Mendengar berita tertangkapnya petir oleh ki ageng selo, kemudian datanglah Sunan Kalijaga menemuinya.









CERPEN



“Ceret Ajaib”
Di Desa Pucung ada seorang kakek pemulung yang sudah ditinggal mati oleh istrinya. Dia hidup dengan 3 anaknya yang cacat. Anak pertama namanya Wiji. Dia terkena penyakit dibagian wajah. Anak kedua namanya Reni. Kakinya tidak bisa berjalan. Anak ketiga namanya Nita. Disekujur tubuhnya menimbulkan bau yang tidak sedap. Akhirnya semua warga kampung menghina keluarga mereka.
Suatu hari, kakek Tarno memulung di TPA. Tiba-tiba dia menemukan ceret berwarna emas. Kemudiian ceret itu ia bawa pulang. Setibanya di rumah, kakek tidak sengaja menggosok benda itu. Tiba-tiba keluarlah wanita cantik yang menyerupai jin. Kakek Tarno terkejut dan wanita itu berkata “terima kasih tuan, anda telah membebaskan aku dari ceret ini selama ribuan tahun. Sekali lagi terima kasih tuan.”. “siapa kamu?” tanya kakek. “tenang tuan tenang, jangan takut padaku. Aku ini sebenarnya putri yang disihir oleh ibu tiriku.” jawab wanita itu dengan sedih. Dalam keadaan masih shock kakek bertanya “lalu kamu mau tinggal dimana?” “sekarang aku hanya tinggal di ceret ini dan bisakah kakek menjaga ceret ini?”seru si wanita. Kakek terdiam lalu menjawab “baiklah.”, “terima kasih tuan. Sebagai gantinya aku akan mengabulkan 3 permintaan tuan.” Katanya dengan riang. Kakek pun berkata “aku minta sembuhkanlah penyakit anak-anakku!” “baiklah tuan” jawab si wanita
            Saat pagi tiba, ketiga anak kakek Tarno terbangun dan mereka kaget karena tidak cacat lagi. Mereka sangat bahagia. Akan tetapi, mereka ingin tahu apa penyebab semua ini. Akhirnya Wiji dan Reni menyelidikinya sampai mereka tahu bahwa penyebabnya adalah ceret emas milik ayahnya. Tidak sengaja Wiji menggosok ceret itu dan munculah wanita jin. “ada apa tuan? kenapa memanggilku aku sedang mengantuk” tanya si wanita. “woy tante jin’ seru Wiji. “eh ternyata anak-anak tuan yang cantik ada apa sayang?” kata si wanita. “ begini, tante jin pasti bisa ngabulin semua permintaan kami kan? Nah kami minta perhiasan dan uang sekarang oke!” kata Wiji. “tentu saja bisa” lalu munculah perhiasan dan sejumlah uang. “terima kasih tante jin” seru Reni dan Wiji. Kemudian mereka berjalan-jalan di kampung sambil memamerkan perhiasannya. “hay kalian semua, lihat ini perhiasan kita mahal-mahal tau. Jadi sekarang kalian tidak bisa lagi menghina kita” kata Reni sambil berlalu melewati sekumpulan ibu-ibu. “sombong sekali mereka baru saja punya perhiasan bagaimana kalu mereka punya istana” seru salah satu ibu-ibu.
            Setibanya di rumah mereka menggosok ceret ajaib itu lagi. “tante jin keluarlah!” lalu keluarnya dia. “ada apa sayang?” tanya si wanita “kami minta rumah kami diubah seperti istana sekarang juga!” kata Wiji. “baiklah akan kurubah sekarang”. Tiba-tiba rumah mereka yang awalnya kardus menjadi seperti istana.
Kakek Tarno yang baru pulang dari memulung sangat kaget karena didapatinya rumah seperti istana. “ini rumah siapa? Bukankah disini alamat rumahku ?” seru kakek. Lalu kakek pun masuk ke rumah itu da dia melihat ketiga anaknya. “selamat datang bapak di rumah baru kita” kata Nita bahagia. “kok bisa begini?” Tanya kakek. “bukan urusan bapak yang penting kita sudah kaya raya dan bapak tidak perlu memulung lagi” kata Wiji. Kakek Tarno terdiam sejenak sambil bertanya dalam hati (pasti anak-anakku telah mengetahui keberadaan ceret itu). “Wiji memulung adalah satu-satunya pekerjaaan bapak jadi bapak tidak mau meninggalkannya” jawab kakek. “kalau bapak tidak mau, sekarang juga bapak angkat kaki dari sini bikin malu saja” kata Reni. Kakek Tarno sangat sedih mendengar perkataan Reni. Lalu kakek Tarno diantarkan ke kamarnya oleh Nita dan dia bersiap diri pergi dari rumah. Tidak lupa juga kakek Tarno membawa ceret emas itu. Akhirnya kakek Tarno pergi dan diikuti oleh anaknya Nita.
Di bawah sebuah pohon yang rindang, kakek Tarno dan Nita beristirahat sejenak. Saat itu kek Tarno mengambil ceret ajaib dan menggosoknya. “hai wanita jin, tolonglah aku supaya anak-anakku sadar dari kesombongan ini!” perintah si Kakek. “baik tuan segera ku lakukan.”. Setelah itu Wiji dan Reni pun sadar lalu mencari ayah dan adiknya. Akhirnya mereka bertemu dan dibawalah kakek dan Nita kembali ke rumah. Kemudian mereka hidup bahagia selamanya. Namun saat itu, wanita jin sudah tidak bersama mereka lagi. Kakek Tarno telah menghanyutkan ceret itu ke sungai supaya ditemukan oleh orang yang lebih membutuhkan.