Kamis, 17 September 2015

kisah nabi Yusuf (pemimpin yang gemblung)



                  Yusuf dan Zulaikha
      
Ketika Zulaikha beranjak remaja, dalam sebuah mimpi Zulaikha betemu dangan seorang pemuda yang sangat tampan. Pemuda itu begitu mempesonakan dirinya. Tidak saja karena ketampanan, kesempurnaan fisiknya tetapi juga kearifan dan kebijaksanaannya. Dalam sebuah mimpinya, pemuda itu mengatakan dirinya berasal dari Mesir.
            Itulah sebabnya, ketika Zulaikha dilamar raja-raja dan orang-orang kaya, dia menolak. Ini membuat sang Ayah yang juga seorang raja di wilayah barat menjadi galau. Tapi, akhirnya ketika seorang pejabat petinggi, Wazir dari kerajaan Hykos Mesir melamarnya dia langsung menyetujuinya. Bahkan begitu tunangan dilangsungkan, Zulaikha tidak dapat mengendalikan kesabaran untuk segera melihat calon suaminya, seperti yang dilihatnya dalam mimpi. Tapi, apa yang terjadi ?
            Betapa terkejutnya Zulaikha kalau Wazir itu bukanlah pemuda yang dilihatnya dalam mimpi. Hari-hari dijalaninya dengan penuh kesedihan dan kemurungan. Tapi, rupanya seorang Wazir adalah orang yang telah dikebiri, sehingga Zulaikha tidak lebih dari seorang istri sebagai sebuah nama belaka. Zulaikha tetap seorang perawan meski sudah menikah.
            Suatu ketika di sebuah pasar pelelangan budak di Memphis, Mesir terjadi keblingsatan dan kegilaan soal tawar-menawar seorang bocah, bocah itu begitu tampan dan pintar. Harga bocah itu adalah sebesar sejumlah uang. Tapi dalam sebuah persaingan, bocah itu berhasil dibeli oleh sang Wazir.
            “Ambil dia sebagai anak angkat kita. Kita pelihara semoga kelak dia akan berguna,” komentar sang Wazir kapada istrinya Zulaikha. Zulaikha begitu kaget melihat wajah bocah itu karena wajahnya mirip dangan pemuda yang dilihatnya dalam mimipi dahulu. Sebagai Ibu asuhnya, Zulaikha terus menyembunyikan hasrat cintanya. Cinta terus tumbuh dan tumbuh bersamaan dengan kesempurnaan tubuh bocah itu. Hingga akhirnya bocah itu menjadi pemuda yang sangat tampan dan cerdas.
            Suatu hari cinta yang disembunyikan bertahun-tahun di dalam dadanya bergejolak. Suasana rumah yang sepi membangkitkan hasrat cintanya menjadi sebuah nafsu yang berkobar-kobar. Kemudian Zulaikha pun memanggil pemuda tampan itu. Ketika pemuda itu berada dalam kamar, Zulaikha kemudian melancarkan bujuk rayunya. Kecantikannya tak tertandingi dijadikan sebagai senjata untuk menyerang pertahanan hati pemuda itu. Zulaikha kemudian mengunci pintu kamarnya. “Kemarilah sayang, aku begitu mencintaimu. Aku ingin mendekapmu,“ Zulaikha merayu.
            Pemuda itu hanya bisa terpana dengan pesona kecantikan Zulaikha. Tapi, kearifan pemuda itu tidak membiarkan gelora nafsunya meradang dan memberontak. Dia terus bisa mengembalakan nafsunya yang bergejolak di dalam dadanya. “Bukankah aku harus menghormati kebaikan Ayah (maksudnya Wazir) ? dan bukankah Ibu (maksudnya Zulaikha) juga harus bertanggung jawab kepada Ayah ?” balas pemuda itu.
            “Ayolah sayang, kemari peluk dan cium aku,” Zulaikha merengek dengan suara merana didera nafsu. “Kita tidak boleh melakukannya, karena Allah SWT selalu beserta kita,” balas pemuda itu yang masih berdiri di depan pintu kamar. Sementara Zulaikha nyaris tak berbusana terus meradang seperti binatang jalang. Ketika pemuda itu tidak tergoyahkan oleh bujuk rayu dan cumbuannya, Zulaikha pun bangkit mendekatinya. Pemuda itu ketakutan. Pemuda itu hendak melarikan diri. Tapi, pintu terkunci. Karena kesusaan meraih kunci pintu, Zulaikha berhasil meraih pakaian belakang si pemuda tampan lalu menyeretnya hingga sobek. Pemuda itu acak-acakan melarikan diri. Sementara Zulaikha yang hasrat cintanya ditolak kemudian berlari, menghamburkan diri sembari menagis menemui suaminya.
            “Balasan apa yang tepat bagi pemuda yang hendak merusak kehormatan seorang istri Wazir ?” tanya Zulaikha sembari melancarkan tuduhan kalu pemuda itu hendak melakukan tindakan tidak senooh kepada dirinya. Berita skandal pelecehan seks pun tersebar dengan cepatnya. Sang Wazir bingung menyelesaikan kasus yang terjadi di dalam rumah tangganya. Tapi, dari seorang yang arif di rumahnya dikatakan, “Bila yang robek pakaian bagian belakang, maka pemuda itu benar. Tapi, kalau yang robek adalah pakaian bagian depan, maka pemuda itu bersalah.”
            Setelah dilihat bahwa pemuda itu pakiannya sobek bagian belakang. Betapa malu sang Wazir. Tapi, untuk menjaga kehormatan keluarga dan harga diri Zulaikha, pemuda itu lebih memilih dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah.”. Pemuda itu adalah Yusuf yang ketampanannya setara dengan separuh ketampanan sejagat. Tapi, ketampananya tidak pernah disalahgunakan demi kepentingan dirinya. Bahkan, karena ketampanannya dia lebih suka masuk dalam penjara bawah tanah.
Zulaikha memperdaya istri-istri pejabat yang mengejek dan mengolok dirinya. Zulaikha yang sudah lama memendam hasrat cintanya sejak Yusuf masih bocah tapi kemudian kesal ditolak, kemudian ingin mencuci tangan, menepis tuduhan bodoh itu. Zulaikha kemudian diam-diam memasang muslihat untuk membalas ejekan dan olokan itu dengan mengadakan jamuan makan. Zulaikha kemudian mengundang istri-istri pejabat yang bergosip tentang dirinya mengenai Nabi Yusuf a.s.
Dalam perjamuan itu, Zulaikha kemudian menyediakan untuk setiap istri pejabat sebuah piring yang di dalamnya diletakkan pisau dan buah. Ketika mereka sedang mendengarkan sambutan Zulaikha soal jamuan, tiba-tiba Nabi Yusuf a.s. disuruh berjalan di hadapan mereka mirip seorang peragawan saja. Kemudian apa yang terjadi? Mereka semuanya tersihir, “Walaahh..., ini manusia macam apa ? Begitu tampan, gagah, berwibawa, dan mempesonakan!”
Mereka kemudian tanpa sadar melukai tangan-tangan mereka dengan pisau mereka sendiri. Darah pun banyak berlepotan. Tapi, anehnya mereka pun tidak kesakitan. Sehingga jamuan yang merupakan trik yang direkayasa Zulaikha untuk menepis gosip tentang dirinya pun berhasil. Artinya, wajar kalau Zulaikha mencintai budaknya sendiri.
Ketampanan Nabi Yusuf a.s. juga mengundang decak kagum Nabi Muhammad SAW ketika beliau melihat sendiri Nabi Yusuf a.s. saat ber-isra’ dan Mi’raj. Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah berjumpa sebelumnya dengan Nabi Yusuf a.s. bertanya kepada Malaikat Jibril, “Siapakah laki-laki yang sangat tampan itu?” dan Jibril pun menjawab,”itulah Nabi Yusuf a.s.”
Mimpi Nabi Yusuf juga memiliki kemulian kerana beliau berada dalam satu rantai para nabi. Ayahnya adalah Nabi Yakub a.s. Tapi, ketampanan Nabi Yusuf a.s. tidak disalahgunakan untuk mengambil keuntungan sendiri. Mimpi Nabi Yusuf a.s. ketika masih kecil, bahwa dirinya melihat matahari dan bulan semuanya tunduk dan bersujud kepadanya, yang mengisyaratkan bahwa dirinya bakal menjadi orang yang memiliki pengaruh dan kekuasaan, juga dibuktikan bahwa ketika beliau mendapatkan keduanya tidak membuatnya sombong dan lupa diri.
Ketika Nabi Yusuf a.s. dianugrahi kearifan yang berupa makrifatullah—dalam istilah kesufian, beliau mampu membaca segala realitas karena tidak ada lagi hijab antara dirinya dan Allah SWT, beliau pun mengajarkan kearifan dan kebijaksanaan itu kepada orang-orang yang membutuhkannya. Beliau mampu mengungkapkan tabir mimpi, ta’wil ahadist, juga dimanfaatkan untuk kemaslahatan kemanusiaan, bukan untuk komersialisasi. Nabi Yusuf a.s. juga memiliki akhlak mulia, berlapang dada, dan memaafkan. Ketika beliau berkuasa beliau kemudian mencari saudara-saudaranya yang dulu mencelakai dirinya, dengan memukuli dan memasukkanya ke dalam sumur.
Sebagai orang yang dibeli, seorang budak, dia punya harga diri. Ketika kemudian sang majikan, Zulaikha menggoda dan merayu dengan kesenangan dan fantasi seksual beliau juga tidak mau mendustai dan mengkhianati majikan, si Wazir. Nabi Yusuf a.s. adalah orang yang menjujung tinggi balas budi, terima kasih, dan menghargai. Itulah sebabnya, barangkali yang membuat kalau Nabi Yusuf a.s. yang mewarisi ketampanan separuh jagat dan dilimpahi kekuasaan dan kekayaan serta kearifan, menjadi idola para wanita hamil. Beliau adalah pribadi yang tidak sombong dan mensyukuri karunia Allah SWT.

postingan ini untuk temanku frida yang nge-fans dan suka bangetsss sama kan yusuf....cieeeee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar